Pages

13 March 2017

Belajar Hilal, Hisab, Rukyat pakai Software gratis (full gambar)

Hilal, Hisab, Rukyat


Secara sederhana Hilal, Hisab, Rukyat dapat mudah dipahami dengan bantuan software. Disini akan diterangkan caranya. Kalaupun Anda tidak ingin menggunakan softwarenya, mudah-mudahan dengan gambar-gambar yang ada di halaman ini, bisa membantu untuk memahami tentang Hilal. Sebenarnya tidak rugi kalau Anda mendownload softwarenya. Karena gratis, dan bisa dipakai untuk melakukan simulasi sambil belajar sedikit-sedikit ilmu Astronomi.



Hilal adalah penampakan bulan awal, yang berbentuk sabit. Bulan awal ini menandakan dimulainya tanggal 1 dalam penanggalan hijriyah.(Dalam kalender Hijriyah pergantian hari, dimulai saat matahari tepat terbenam. bukan jam 00:00:01 seperti pada kalender Masehi).

Hisab adalah suatu metode penentuan Hilal dengan menggunakan sistem perhitungan atau kalkulasi. Perhitungan disini melibatkan rumus-rumus fisika, matematika, data-data astronomi, dsb. Dahulu orang masih menghitung di atas kertas dengan rumus-rumus yang sederhana. Sekarang sudah menggunakan komputer, tentu dengan akurasi yang semakin tinggi. Bahkan bisa memprediksi sampai satuan detik untuk 100 tahun kedepan.

Rukyat adalah suatu metode penentuan Hilal dengan cara mengamati/melihat fisik bulan secara langsung, baik dengan mata telanjang, atau dengan alat (teropong, teleskop).

Dua metode ini, Hisab dan Rukyat, bisa menghasilkan penentuan tanggal Hilal yang berbeda. Mana yang tebaik, Hisab atau Rukyat? Keduanya punya plus-minus. Dan keduanya punya landasan fiqih masing-masing. Saya tidak akan masuk ke wilayah itu. Terserah Anda saja mana yang mau dipilih.

Pasti Anda pernah mendengar kalimat seperti ini: ‘hilal tidak terlihat’, ‘hilal sudah di atas ufuk’, ‘hilal masih di bawah horison’, ‘ketinggian hilal sekian derajat’, ‘umur hilal sekian menit’, ijtimak pukul sekian, dsb. Bingung?


Untuk memahami kalimat-kalimat di atas, bisa diterangkan dengan software Stellarium atau/dan Celestia. Software ini sebenarnya software astronomi biasa. Dengan software ini, kita bisa men-simulasi pergerakan bulan, matahari, planet, bintang, mengetahui berapa jam siang/malam di suatu kota, dsb.

Di sini pembahasan lebih terarah ke software Stellarium di banding Celestia.


(Catatan: Saya pakai Stellarium versi 0.15.1 (164 MB). 




Setting/Pengaturan:


Setelah Stellarium diinstall, maka perlu dilakukan pen-settingan terlebih dahulu. Ikuti saja langkah-langkah berikut:

1. Geser mouse mentok ke kiri atau ke bawah. Agar menu icon terbuka  [gambar 1].

gambar 1

2. Klik di menu icon kiri, Location window [F6] (gambar kompas). Akan terbuka jendela Location   [gambar 2].
  • Scroll/ketik dan klik Jakarta. Atau Indonesia, kemudian pilih kota kamu sendiri.
  • Use custome time zone jangan dicontreng.
  • Wajib contreng Use current location as default. Tutup.
gambar 2

3. Klik di menu icon kiri, Sky and viewing options window [F4]. Akan terbuka jendela View   [gambar 3].
  • Pada Tab Markings, bagian Celestial Sphere, contreng Horizon.  Bagian Projection, pilih Fish-eye, atau bisa juga Stereographics. (Kalau saya pakai Fish-eye).
  • Pada Tab Landscape, pilih Ocean. Jangan dicontreng ‘Show fog’. Contreng ‘Use this landscape as default’.
  • Pada Tab Starlore, pilih Western. Tutup.
gambar 3

4. Klik icon-icon di bagian bawah sbb:  Azimutal grid, Cardinal points, Planet labels, Set normal time rate  [gambar.4].
gambar 4

5. Simpan, save seluruh settingan dengan klik menu icon kiri Configuration window [F2]. Pada Tab Main, klik Save settings. [gambar 5].

gambar 5

Perlu diingat. Bila  Anda mengutak-atik settingan, dan agar settingan tetap pada posisi terakhir, maka jangan lupa klik Save settings ini.
.


Contoh Kasus



Kita akan mengambil contoh penentuan awal 1 Ramadhan 1435 H/ 2014 M


Seperti sudah diketahui, para penganut metode Hisab lebih dahulu berpuasa dibanding penganut metode Rukyat. Mengapa bisa begitu? Mari kita simulasikan.

Klik di menu icon kiri Date/time window [F5]. 

1. Masukkan tanggal 26-06-2014. Jam 17:46:00. (Jangan lupa di Pause dulu-tekan K, supaya detiknya tidak jalan). 

Cari matahari (Sun), kemudian arahkan ke tengah-tengah pakai mouse. Bisa juga dengan cara, klik matahari/Sun, tekan tombol Space di keyboard, atau klik rol tengah mouse. Zoom layar dengan FOV sekitar 30° (roling rol mouse atau tekan PageUp/PageDown). .
  • Jam 17:46:00 posisi matahari tepat berada di bawah horison. Seperti diketahui bahwa dalam sistem kalender Hijriyah, awal hari dimulai sejak matahari terbenam (di bawah horison).
  • Perhatikan posisi Bulan/Moon. Bulan masih berada dibawah garis horison/ ufuk/ cakrawala.  [gambar 6].
gambar 6

2. Tambahkan 1 hari. Masukkan tanggal 27-06-2014. Jam 17:46:15.
  • Perhatikan posisi Bulan/Moon. Bulan sudah berada di atas garis horison. Ini berarti sudah masuk tanggal 1 Ramadhan. Sudah bisa Tarowih, sahur, kemudian besoknya puasa.  [gambar 7].
gambar 7
  • Inilah yang dipakai oleh penganut metode Hisab. Mereka tidak perlu mengamati fisik bulan secara langsung. Cukup pakai software atau program komputer. Kalau jago, bisa oret-oret di atas kertas + kalkulator + data astronomi + rumus matematika, fisika yang njelimet.
3. Tambahkan 1 hari lagi. Masukkan tanggal 28-06-2014. Jam 17:46:28.
  • Perhatikan! posisi bulan sudah semakin tinggi dari horison, dengan ketinggian di atas 10°.  [gambar 8].
gambar 8


4. Sekarang kembali lagi ke tanggal 27-06-2014. Jam 17:46:15. [gambar 7].

    Walaupun bulan/hilal sudah di atas horison, pertanyaannya apakah visible, bisa dilihat dengan mata telanjang ataupun teropong? Mari buktikan.
  • Klik Bulan/Moon, tekan tombol Space. Zoom sepenuh layar monitor. Perhatikan sabit bulan di sebelah kanan yang sangat-sangat tipis bagaikan rambut dibelah 7. Mungkinkah sabit bulan yang super tipis ini bisa diamati secara fisik?  [gambar 9].
gambar 9
  • Hampir pasti, mustahil dilihat, sekalipun menggunakan teleskop. Sekarang kembalikan dulu/zoom out ke FOV 30°.
  • Harap diingat, dalam simulasi ini fitur atmosfir dan fog masih dimatikan/OFF.
5. Coba sekarang hidupkan/ON. Klik di menu icon bawah, Atmosphere [A] (gambar awan). Jreeng…., bulan telah dibantai habis oleh pendaran cahaya matahari   [gambar 10]
gambar 10
  • Di dunia nyata, walaupun sudah menggunakan teleskop canggih dengan segala filter peredam cahaya, tetap saja sabit bulan/hilal tersebut susah untuk dilihat. Apalagi kalau ditambah cuaca berkabut atau udara berkelembaban tinggi. Karena prinsipnya, bila memfilter cahaya matahari, otomatis cahaya bulan pun ikut terfilter. Saya tidak tahu apakah di NASA ada teleskop canggih yang bisa melihat hilal dengan kondisi seperti itu.
  • Sebagai tambahan, para ahli punya perhitungan dan kesepakatan, bahwa hilal mampu dilihat bila ketinggiannya minimal 2° di atas horison. Makin tinggi hilal di atas horison, maka makin visible.
  • Itulah mengapa para penganut metode Rukyat belum melaksanakan Tarowih pada 27.06.2014. Sebab hilal belum bisa dilihat. Walaupun secara hitung-hitungan (metode Hisab), hilal sebenarnya sudah ada (di atas Horison).


Perbedaan penentuan awal/akhir bulan antara penganut metode Hisab dengan Rukyat akan sering terjadi. Sebab cara pandang/metode yang dipakai berbeda. Keduanya punya argumentasi dan dalil yang sama kuat. Disinilah perlu dicari titik temu. Yang sampai sekarang belum ketemu tuh… si titik temu.

Di bawah ini adalah jepretan 30 foto bulan menggunakan Stellarium. Dimulai dari 27-06-2014, 17:46:15 hingga 26-07-2014, 17:46:15.
  
gambar 11


.

Ijtimak


“Bulan baru” sebenarnya telah terjadi beberapa jam sebelum penampakan hilal. Yaitu ketika posisi bumi – bulan – matahari berada pada posisi tepat berurutan. Posisi ini dinamakan ijtimak atau konjungsi.
Untuk melihat prosesnya, sulit kalau pakai Stellarium.
Anda bisa pakai software satu lagi yang cukup canggih, yaitu Celestia.



Contoh Ijtimak pada Ramadhan 1435 H/ 2014 M, terjadi pada 27-06-2014 jam 15:08:30.

Perbedaan antara Stellarium dengam Celestia adalah: kalau di Stellarium, Anda mengamati benda-benda langit dari bumi, seperti keadaan kita sehari-hari. Sedangkan di Celestia, Anda mengamati benda-benda langit dari luar bumi, dimana saja.

gambar 12

Berikut adalah gambar-gambar posisi ijtimak hasil jepretan Celestia :

gambar 14
gambar 13










gambar 15

Kalau Anda bertanya pada gambar terakhir di atas, [gambar 15],  mengapa posisi bulan ada di bawah bumi dan matahari, tidak tepat di tengah-tengah antara bumi dan matahari? Jawabannya adalah, karena lintasan orbit bulan mengitari bumi, tidaklah horisontal murni, tapi agak miring sedikit. Lihat gambar di bawah ini  [gambar 16].

gambar 16

Posisi bulan tentu sewaktu-waktu bisa tepat berada di antara bumi dan matahari, sehingga bayangan bulan mendarat di bumi. Inilah yang disebut gerhana matahari, baik gerhana matahari sebagian ataupun gerhana matahari penuh  [gambar 17].

gambar 17

Biasanya gerhana matahari dalam setahun terjadi 2x. Sering bukan gerhana penuh. Jatuhnya gerhana sering berada di samudera. Maklum luas bumi 70% adalah perairan.
Kamu bisa men-simulasi gerhana pakai Celestia. Ada fiturnya. Baik gerhana matahari, bulan, atau gerhana di planet lain. Contoh yang cukup baik terlihat misalnya gerhana pada tanggal 3-10-2005 di benua Afrika, dan 9-4-2005 di samudera Pasific.

.

Kasus Menarik


Ada satu hal menarik. Sering kita mendengar orang awam mengatakan, "Kalau di Arab Saudi sudah mulai berpuasa, di Indonesia otomatis harusnya, pasti sudah berpuasa juga. Sebab Indonesia zona waktunya lebih dahulu dari Arab Saudi 4 jam". Apakah pasti begitu? Jawabannya: TIDAK. Meskipun seandainya kedua negara menggunakan metode yang sama yaitu Hisab.

Anda bisa cek pakai Stellarium. Saya kasih periodenya yang baik untuk disimulasikan yaitu 16-03-1991. Bisa juga pada 20-01-1996.  Atau 25-10-2003.

(Untuk Stellarium versi 0.15.1 ke bawah, perlu lebih dahulu dilakukan pen-settingan zona waktu komputer untuk wilayah Arab Saudi. Kalau tidak, hasilnya pasti kacau. Cara setting zona waktu bisa dilihat di bagian terakhir tulisan).

Berikut ini adalah hasil dari penerawangan pada 16-03-1991.

Di Jakarta, sewaktu matahari terbenam, jam 18:03:22, hilal berada di bawah horison Hilal belum tampak. 
Sekarang ubah Location [F6] ke Riyadh, Saudi Arabia. Setting waktu terbenam matahari jam 17:59:45. Ternyata bulan/hilal malah sudah di atas horison, lebih dari 2°. Hilal sudah tampak.

Berarti tanggal 16-03-1991 di Arab Saudi sudah bisa Tarowih. Sedangkan di Indonesia belum bisa. Padahal zona waktu di Indonesia lebih dulu 4 jam dari Arab Saudi.

Hal ini bisa terjadi karena cara bumi berdiri tidaklah tegap lurus vertikal, tapi agak bungkuk, dengan bungkuk 23,5°. Disamping itu, garis edar bulan mengitari bumi tidaklah tegak lurus terhadap sumbu bumi (horisontal murni), tapi agak miring sedikit. (Lihat gambar 16) . Pusing ?



*** Sekian dari saya mengenai Hilal, Rukyat, Hisab. Semoga bermanfaat. ***

.

Tambahan

Manfaat software Stellarium

  1. Mengamati pergerakan dan posisi matahari, bulan, planet, bintang sehari-hari. Klik tombol Shift L atau L, beberapa kali untuk mempercepat ke arah maju. J= ke arah mundur. K= kecepatan normal dan Pause.
  2. Mengamati bentuk-bentuk rasi bintang dan posisinya. Klik C, V, R. [gambar 18].
  3. gambar 18

  4. Ingin mengetahui letak suatu objek. Tekan F3. Lalu pada tab Object ketik saja suatu nama, seperti, planet, satelit, bintang, rasi, galaksi, dsb. Misalnya mencari galaksi Andromeda. Ketik Andromeda Galaxy. Tekan Tab untuk pindah-pindah nama. Tekan Enter.
  5. Di menu icon bagian bawah. klik icon nama galaksi [D], dan icon imagenya [I]. Kemudian zoom. [gambar 19]
    gambar 19
  6. Anda bisa men-simulasi berapa lama waktu siang atau malam di suatu negara/kota.

    Berikut 2 contoh simulasi, untuk mengetahui jam siang/malam di Reykjavic dan Kutub Utara.

    (Untuk Stellarium versi 0.15.1 ke bawah, perlu lebih dahulu dilakukan pen-settingan zona waktu komputer Anda. Cara setting zona waktu bisa dilihat di bagian terakhir tulisan).

    Contoh 1: kota Reykjavic, Iceland.
    - Tekan F6, cari/ketik kota bernama Reykjavic, Iceland. Tutup/F6.
    - Cardinal Point [Q] harus aktiv. Atur agar W (Barat) – N (Utara) – E (Timur) terlihat di layar.
    - Percepat pergerakan matahari dengan tekan Shift L atau L beberapa kali. 
    - Perhatikan, di Reykjavic pada 10-08-2014 matahari terbit sekitar jam 05:00 dan terbenam sekitar jam 22:00. Berarti keadaan terang berlangsung 17 jam, dan gelap cuma 5 jam.
    Contoh 2 : Kutub Utara.
    - Tekan F6. klik daerah di Kutub Utara (bersalju/warna putih), F6/tutup.  [gambar 20].
    gambar 20
    - Cardinal Point [Q] harus aktiv. Atur agar W (Barat) – N (Utara) – E (Timur) terlihat di layar.
    - Percepat pergerakan matahari dengan tekan Shift L atau L beberapa kali. 
    - Perhatikan, di daerah ini pada 10-08-2014 jam 00:00, matahari tetap terlihat. Tidak pernah berada di bawah horison. Siang melulu. Ini bisa berlangsung sampai beberapa minggu kedepan. [gambar 21].
    gambar 21

           Masih banyak jenis-jenis simulasi yang bisa dijalankan. Di otak-atik saja.


Manfaat software Celestia

Banyak banget…


***
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cara Setting Zona Waktu untuk Stellarium versi 0.15.1 ke bawah (contoh kasus pakai kota Reykjavic)


Cara I:
Tekan F6, cari/ketik kota bernama Reykjavic, Iceland. F6/tutup.
Sesuaikan zona waktu komputer Anda dengan zona waktu setempat di Reykjavic. 
Caranya (yg pakai Win 7): Klik kanan, jam di pojok kanan bawah monitor (bukan di Stellarium). Klik Adjust date/time. Klik Change time zone. Cari dan klik (UTC) Monrovia, Reykjavik.  [lihat gambar 22].
Klik OK. 
Kembali ke Stellarium.
gambar 22
Cara II:
Tekan F6, cari/ketik kota bernama Reykjavic, Iceland. Wajib contreng Use as default. F6/tutup.
Sesuaikan zona waktu Stellarium dengan zona waktu setempat di Reykjavic. Zona waktu di komputer Anda tidak perlu diutak-atik.
Caranya: Tekan F2. Lalu pada tab Plugins, pilih Time Zone, contreng Load at startup, klik configure.

gambar 23
Pada tab Time Zone, pilih Offset from UTC (hours). Kebetulan jam di Reykjavic sama dengan UTC, jadi angkanya 0.00. (Kalau Baghdad: +3.00, Bogota: -5.00, Jakarta: +7.00). 
Klik Save settings.
Exit/tutup Stellarium.
Buka lagi Stellarium.


Mengembalikan Settingan ke zona waktu Indonesia (Stellarium versi 0.15.1 ke bawah)

Cara I:
Tekan F6, cari/ketik Jakarta, Indonesia. F6/tutup.
Sesuaikan zona waktu komputer Anda dengan zona waktu Indonesia. 
Caranya (yg pakai Win 7): Klik kanan, jam di pojok kanan bawah monitor (bukan di Stellarium). Klik Adjust date/time. Klik Change time zone. Cari dan klik (UTC+07:00) Bangkok, Hanoi, Jakarta. Klik OK. 
Kembali ke Stellarium.

Cara II :
Tekan F6, cari/ketik Jakarta, Indonesia. contreng Use as default . F6/tutup.
Tekan F2. Lalu pada tab Plugins, pilih Time Zone, contreng Load at startup, klik configure.
Pada tab Time Zone, pilih Use system settings (default).
Klik Save settings.
Exit/tutup Stellarium.
Buka lagi Stellarium.